Monday 7 April 2014

HASAN AL BASRI

Beliau adalah Abu Sa'id Al Hasan bin Abil Husein Al Basri seorang imam tabiin yang besar, ayahnya berasal dari daerah Nisan, ia ditawan dan menjadi budak kalangan Anshar iaitu budak yang telah dimerdekakan oleh Zaid bin Tsabit All Anshari ra, ibunya adalah bekas budak Ummu Salamah namanya Khayirah. Kedua anaknya Al Hasan dan Sa'id meriwayatkan hadits darinya.

Beliau dilahirkan kira-kira dua tahun terakhir masa pemerintahan Umar ra, beliau telah melihat dua puluh atu tiga puluh atau sekitar seratus sahabat Nabi saw, beliau meninggal pada bulan Rejab tahun 116 H dalam usia delapan puluh sembilan tahun.

Malik bin Dinar berkata: " Bila Al-Hasan satang seakan-akan ia satang dari memakamkan ibunya, bila berbicara seakan-akan ada api yang dinyalakan di atas kepalanya , bila duduk seakan-akan seorang tawanan yang telah didekatkan untuk dipenggal lehernya.

Ketika Al Hasan meninggal dunia sebahagian orang melihat seorang penyeru berseru di langit : " Bahawa Allah telah memilih Adam, Huh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran bagi Alan semesta dan sesungguhnya Allah telah memilih Al Hasan bagi penduduk zamannya."

Ucapan Al Hasan menyerupai ucapan para nabi, beliau dikenal sebagai orang yang sangat takut kepada Allah, lebih banyak berdiam diri, bila menyuruh suatu perkara pasti beliau adalah orang yang paling serius menjalankannya, begitu juga bila melarang suatu perkara, maka beliau adalah orang yang paling menjauhi perkara itu, beliau tidak pernah menyatakan kebutuhannya kepada orang lain justeru mereka yang membutuhkan beliau , tingkah laku beliau sangat mirip dengan apa yang terpendam dalam hatinya, begitu juga ucapannya selalu diterapkan melalui perbuatannya, bila pagi tiba atau sore tiba beliau berkata kepada keluarganya sebanyak tiga kali : " Wahai keluarga, masa kalian di muka bumi sangatlah singkat."

Di antara nasihat-nasihat beliau ra adalah :


  • Sesungguhnya seseorang berbuat kebaikan hingga amalan itu menjadi cahaya dalam hatinya dan menjadi kekuatan bagi tubuhnya, sesungguhnya seseorang yang berbuat kejahatan, maka amalan itu menjadi kegelapan dalam hatinya dan melemahkan tubuhnya.
  • Seorang muslim tidak akan makan setiap kali diminta oleh perutnya , dan wasiatnya selalu tertulis di bawah bantalnya.
  • Seorang mukmin di dunia ini ibarat orang asing yang tidak bersaing akan kemewahannya dan tidak sedih akan kehinaannya, orang lain punya sikap sendiri dan iapun juga punya sikap sendiri.
  • Kehidupan tidak akan menjadi nyaman bagi seorangpun kecuali di syurga.
  • Semoga Allah merahmati seorang hamba yang menyatukan seluruh keinginannya menjadi satu keinginan , hingga ia rela makan sepotong roti saja, memakai baju yang lusuh, istirehat beralaskan tanah , giat beribadah , menangisi dosa-dosanya meminta rahmat dan melarikan diri dari seksaan.
  • Allah berfirman : " Bila Aku mengetahui seorang hamba lebih berpegang teguh pada ketaatan-Ku, niscaya Aku mengurniainya kesibukan terhadap-Ku dan pasrah penuh kepada-Ku."
  • Perbanyaklah bacaan istighfar di rumah-rumah kalian, pada acara-acara kalian, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di majlis-majlis dan dimanapun kalian berada kerana kalian tidak dapat menduga kapan pengampunan itu akan turun
  • Wahai anak Adam! Bertemanlah dengan orang-orang melalui budi pekerti apapun semaumu niscaya merekapun berteman denganmu melalui cara yang sama, tidak ada ibadah kepada Allah yang lebih baik daripada berlama-lama takut kepada-Nya.
  • Sesunguhnya seorang mukmin mengumpulkan kebaikan dan kekhawatiran (terhadap amal perbuatannya) sedangkan orang munafik mengumpulkan kejahatan dan ketidak khawatiran (terhadap amal perbuatannya). Lalu beliau membacakan ayat ini : 
" Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati kerana takut akan azab Tuhan mereka . " (Qs. Al Mukminuun : 57)

Beliau berkata : " Orang munafik mengatakan : " Sesungguhnya aku mendapatkannya kerana ilmu yang aku punyai."

  • Seandainya manusia ketika diuji mendapat perlakuan yang kejam dari penguasa kemudian mereka kembali kepada Allah niscaya dalam waktu yang tidak lama Allah akan mencabut bencana itu dari mereka.
  • Pangkal kejahatan ada tiga dan cabangnya ada enam, pangkalnya adalah : kedengkian, ketamakan dan cinta dunia, sedangkan cabangnya : Cinta pangkat , cinta ketenaran, gila pujian , senang kekenyangan, senang tidur dan senang bersantai-santai.
  • Barangsiapa yang cinta dunia niscaya hilanglah cinta akhirat dari hatinya dan tidaklah seorang hamba membuka bagi dirinya pintu duniawi niscaya tertutuplah baginya sepuluh pintu amalan akhirat , orang yang berbuat tanpa dasar ilmu ibarat orang yang berjalan tanpa tahu jalannya, kerosakan yang ia perbuat lebih banyak daripada pembenahannya, engkau akan tetap dimuliakan di mata teman-temanmu selama kamu tidak melirik apa yang ada di tangan mereka.
  • Sungguh sayang anak Adam, Rela dengan suatu tempat yang halalnya saja akan diperhitungkan apalagi yang haramnya pasti mendapat siksaan, ia memandang sedikit hartanya tetapi tidak pernah menganggap sedikit amalan perbuatannya, dunia ini didirikan atas dasar penyakit, seandainyapun kamu terhindari dari penyakit, apa kiranya kamu bisa lolos dari kematian?
  • Beliau pernah bersumpah : " Tidaklah seseorang mengagungkan wang pasti ia akan dihinakan oleh Allah.
  • Bila kamu melihat apa yang tidak kamu sukai pada anakmu, mama ketahuilah inilah sesuatu yang memang diinginkan untuknya , maka perlakukanlah dengan baik.
  • Seburuk-buruk orang yang terhadap mayat adalah keluarganya, mereka menangisinya tetapi mereka keberatan melunasi hutang-hutangnya.
Oleh kerana itulah,penyusun qosidah ini mensifatkan beliau sebagai pakar pemberi nasihat. 

Wednesday 26 March 2014

UWAIS AL QARANI

Uwais termasuk salah satu tokoh ahli zuhud dan panutan utama dalam kezuhudan juga sebaik-baik tabiin, hal ini sesuai riwayat hadits Muslim dari Umar bin Khatab ra berkata : " Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:


"Sesungguhnya sebaik-baik tabiin adalah seorang lelaki yang bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu dan ia sangat berbakti kepadanya, ia juga memiliki tanda putih, suruhlah ia untuk memintakan ampun bagi kalian."

Dalam Shahih Muslim disebutkan dari Umar bin Khatab ra berkata : " Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : 

"Kelak akan datang pada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan penduduk Yaman dari Kabilah Murad dari golongan Qarn, dulu ia pernah terkena penyakit belang lalu ia sembuh dari penyakit itu kecuali yang tersisa tempat sebesar ukuran satu dirham, ia memiliki ibu dan ia sangat berbakti kepadanya, seandainya ia memohon atas nama Allah pasti Ia akan mengabulkannya, bila kamu bisa mintalah ia untuk memohonkan ampun untukmu, maka lakukanlah."

Dari Abu Hurairah ra berkata : "Rasulullah saw bersabda : 

" Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mencintai dari kalangan makhluk-Nya orang-orang yang bersih , tersembunyi dan bebas dari dosa, rambut mereka berantakan , wajah mereka berdebu, perut mereka kelaparan , yang mana bila mereka meminta izin untuk menghadap pemimpin mereka tidak diberi izin, bila mereka meminang wanita yang kaya tidak akan diterima , bila mereka pergi tidak dicari , bila mereka muncul tidak ada yang gembira dengan kedatangan mereka, bila mereka sakit tidak dikunjungi, bila mereka mati tidak dihantar jenazahnya, " para sahabat bertanya : " Wahai Rasulullah , tolong sebutkanlah kepada kami salah seorang dari mereka?" Beliau saw menjawab : " Itulah Uwais Al-Qarani, " mereka bertanya : " Siapakah Uwais Al-Qarani? " Beliau saw menjawab : " Seseorang yang bermata biru, berambut merah, berdada lebar, berukuran sedang, berkulit kemerahan  , kepalanya selalu tertunduk, pandangannya terarah ke tempat sujud, bersedekap, selalu menangisi dirinya berpenampilan compang-camping, selalu diabaikan, memakai sarung dari kulit domba dan selendang dari kulit domba, tidak dikenal oleh penduduk bumi, tetapi dikenal oleh penduduk langit, seandainya ia memohon kepada Allah pasti Ia akan mengabulkannya, ketahuilah bahawa di bawah ketiak sebelah kiri terdapat bagian kulit yang putih dan ketahuilah bahawa kelak di hari kiamat diserukan kepada para hamba : "Masuklah ke dalam syurga lalu dikatakan Uwais : " Berhentilah , berilah syafaat , lalu Allah memberinya syafaat untuk orang-orang sebanyak kabilah Rabi`ah dan Mudhar. Wahai Umar dan Ali bila kalian bertemu dengannya, maka mintalah kepadanya agar ia memintakan  ampun bagi kalian berdua niscaya Allah akan mengampuni kalian."

Abu Hurairah melanjutkan ceritanya : " Keduanya mencarinya selama sepuluh tahun tetapi tidak berhasil menemuinya ,............sampai akhir kisah itu."

Al-Qamah bin Yazib berkata:"Ketauladanan zuhud berujung pada delapan orang tabiin di antaranya Uwais Al Qarani, keluarganya mengira ia gila, hingga mereka mendirikan sebuah bilik untuknya di depan rumah mereka selama bertahun-tahun mereka tidak pernah melihat wajahnya, makanannya ia perolehi dari biji-biji kurma yang ia pungut kemudian di sore hari ia menjualnya untuk buka puasanya."

Ada seorang lelaki bertanya kepadanya: "Bagaimana keadaanmu pagi ini? " Beliau menjawab : " Pagi ini aku dalam keadaan mencintai Allah dan di sore ini aku bersyukur kepada Allah, lalu apa yang akan kamu tanyakan tentang keadaan seseorang bila di pagi hari ia mengira tidak akan hidup sampai sore dan bila di sore hari ia mengira tidak akan hidup sampai pagi hari , sesungguhnya mengingat kematian tidak meninggalkan kegembiraan bagi seorang mukmin, sesungguhnya hak Allah pada harta seorang muslim tidak menyisakan baginya perak maupun emas , sesungguhnya amar ma'ruf dan nahi munkar tidak menyisakan teman bagi seorang mukmin, kami menyuruh mereka berbuat baik tetapi mereka mengejek kehormatan kami bahkan mereka mendapat bantuan dari orang-orang fasik, demi Allah sampai-sampai mereka menuduhku sebagai pelaku dosa besar, demi Allah aku tidak akan berhenti menegakkan hak Allah pada mereka."

Haram bin Hayyan menceritakan : "Hatiku terbelenggu oleh rasa cinta kepada Uwais dan kasihan kepadanya, ketika aku melihat keadaannya akupun menangis dan ia ikut menangis , ia mengenal namaku kemudian aku bertanya kepadanya: " Bagaimanakamu bisa mengetahui namaku sedangkan kamu belum pernah melihatku?" Ia menjawab : " Aku diberitahu oleh Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Memberitahu, ruhku telah mengenal ruhmu, ketika diriku berbicara dirimu sesungguhnya orang-orang beriman saling mengenal satu sama lain dan saling mencintai kerana rahmat Allah swt meski mereka tidak pernah bertemu."

Bila tiba sore hari Uwais ra mengatakan : "Malam ini adalah malam ruku' ," beliaupun ruku' sampai subuh, keesokan harinya ia mengatakan : "Malam ini dalam malam sujud," beliau bersujud sampai subuh," Selain itu di sore hari beliau menyedekahkan apa yang ada di dalam rumahnya kemudian seraya berdoa: "Ya Allah , barangsiapa yang mati kelaparan , mama janganlah Kamu menghukummku kerananya , dan barangsiapa yang mati dalam keadaan telanjang janganlah Kamu menghukumku kerananya."

Ada seorang lelaki berkata kepadanya: "Berilah aku wasiat!" Beliau menjawab : "Bergegaslah kepada Tuhanmu ," ia bertanya : "Lalu dari mana penghidupanku?" Beliau menjawab : "Sungguh heran hati orang-orang yang masih dirasuki keraguan, apa kamu lari kepada Allah dengan membawa agamamu lalu kamu masih ragu kepada-Nya tentang masalah rezekimu."

Beliau sering memungut potongan-potongan roti dari sampah lalu mencucinya dan memakan sebagian sedangkan sisanya beliau sedekahkan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Salamah: "Di zaman Umar bin Khatab ra kami keluar berperang ke Azar Baijan dan Uwais Al Qarani bersama kami, ketika kami kembali beliau meninggal dunia, lalu kamipun turun di suatu tempat tiba-tiba telah tersedia liang lahat yang sudah tergali , air yang telah tertuang, berikut kafan dan wewangiannya, kemudian kami mengurusnya lalu kami berjalan ketika kaki ingin hendak kembali ternyata sudah tidak ada kuburan maupun bekasnya."

Abdurrahman bin Ali Laila bercerita : " Di hari perang Sifin ada seseorang yang berseru : " Apakah di antara pasukan ini ada Uwais Al Qarani , ternyata mereka mendapatinya di kalangan pasukan Ali ra yang telah terbunuh." Hal ini masih menjadi tempat perbedaan pendapat dengan riwayat di atas, sebagaimana juga terjadi perbedaan pendapat mengenai pertemuannya dengan Nabi saw.

Wednesday 19 March 2014

Khalifah Umar bin Abdul Aziz


Beliau adalah Amirul Mukminin Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz Al Qurasy Al Umawi, beliau adalah salah seorang tokoh tabiin, beliau meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik, Saib bin Yazid, Yusuf bin Abdullah bin Salaam, beliau meriwayatkan hadits dari beberapa kalangan tabiin seperti Khaulah binti Hakim, Said bin Musayyib , Urwah dan Abu Bakar bin Abbdurrahman juga kalangan tabiin yang lainnya, selain itu juga banyak dari kalangan tabiin yang meriwayatkan hadits dari beliau di antaranya Muhammad bin Al Munkadir dan Zuhri, mereka telah mengakui kebesaran, keutamaan beliau, banyaknya ilmu, kesalehan beliau, kezuhudan, keadilan, kasih sayang beliau terhadap kaum muslimin, perbuatan terpuji beliau terhadap mereka, pengorbanan beliau dalam beribadah kepada Allah , juga keseriusan beliau dalam mengikuti jejak Nabi Muhammad saw, bahkan ada sebahagian ulama yang menulis beberapa jilid buku tentang biografi beliau.

Selain itu, Annas bin Malik ra juga shalat di belakang beliau, dan diriwayatkan bahawa Umar bin Khatab ra pernah berkata : "Kelak akan dilahirkan dari keturunanku seorang lelaki yang ada cacat di wajahnya, ia akan memimpin dan memenuhi penjuru bumi ini dengan keadilan.

Nafi' berkata : "Menurutku, tiada lain yang dimaksud kecuali Umar bin Abdul Aziz."

Tanda cacat di wajah beliau adalah luka bekas sepatu kuda yang menimpa beliau sewaktu beliau masih kecil, setelah kejadian itu ayahnya mengusap darah dari wajahnya dan berkata : " Jika engkau memang orang yang ada tanda cacatnya dikalangan Bani Umayyah bererti engkau adalah orang yang berbahagia."

Ibunya adalah anak puteri dari Ashim bin Umar bin Khatab, namanya Hafsah dan julukannya adalah Ummu Ashim , nenek beliau adalah anak wanita yang pernah mengatakan kepada ibunya : "Bila Amirul Mukminin tidak mengetahui hal ini, mama yang mengetahuinya dan yang melihat adalah TuhanNya, apa kiranya aku akan mentaati perintahnya di tempat terbuka dan menentangnya di tempat yang tersembunyi". Maksudnya Umar bin Khatab ra, ucapan ini didengar oleh Umar, lalu beliau menyuruh anaknya yang bernama Ashim untuk mengahwininya dan berkata : " Semoga Allah memberimu keturunan yang penuh barokah dari wanita itu". Lalu wanita itu melahirkan ibu dari Umar bin Abdul Aziz.

Mengenai tahun dan kota kelahiran beliau terdapat perbedaan pendapat ada yang mengatakan: "Beliau dilahirkan pada tahun 60 H , " ada yang mengatakan tahun 61 H dan ada juga yang mengatakan tahun 63 H , mengenai kota kelahirannya ada yang mengatakan : " Beliau dilahirkan di kota Madinah dan ada juga yang mengatakan : "Beliau dilahirkan di kota Basrah."

Suatu hari beliau keluar sambil menuntun seorang tua lalu ada orang yang bertanya : "Siapakah orang yang kamu tuntun itu?" Beliau berkata : "Apakah kamu telah melihatnya?" Orang itu mengatakan : "Ya ," beliau berkata : " Menurutku kamu adalah orang yang saleh , ia adalah saudaraku Al Khidir as, ia mendatanganiku dan memberitahuku bahwa kelak aku akan memimpin umat ini dan aku akan berlaku adil terhadapmu.

Ketika beliau dibaiat untuk menjadi khalifah , dibawakan dihadapannya seekor kuda untuk beliau tungganginya sebagaimana layaknya kebiasaan para khalifah lain , tetapi beliau tidak mau menaikinya, malah beliau menaiki Baghalnya, setelah itu salah seorang pengawal datang untuk mengawalnya dengan membawa sebuah tombak sebagaimana kebiasaan mereka, beliau berkata : " Menjauhlah dariku , ada urusan apa denganku! Aku hanyalah seorang muslim biasa." Lalu beliau berjalan bersama kerumunan orang-orang.

Dari kisah ini, Al Habib Abdullah menyebut beliau dalam qosidah ini sebagai orang yang berhati-hati.

Cerita lengkapnya adalah setelah beliau masuk masjid, lansung menaiki mimbar dan orang-orang telah berkumpul di hadapannya, beliau memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi saw kemudian berkata : " Wahai manusia! Sesungguhnya aku telah diuji dengan perkara ini tanpa permintaan maupun rundingan atau pendapat dariku, dan aku telah melepaskannya di pundak kalian, maka terserah kalian pilihlah orang selain aku." Kaum musliminpun berteriak satu suara : " Kami telah rela memilihmu wahai Amirul Mukminin." Kemudian beliau melanjutkan khutbahnya: "Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan bila aku telah menentangNya , maka kalian tidak wajib mentaatiku."

Setelah itu beliau memasuki rumah khalifah dan menyuruh agar tabir-tabir dan hamparan permaidani yang dahulu dipakai itu dicabut dan dijual kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam Baitul Mal kaum muslimin.

Beliau tidak meninggalkan sangkut paut hak milik orang lain yang ada di tangan keluarganya Bani Umayyah melainkan beliau telah mengembalikan ke tempatnya masing-masing bahkan beliau telah memutuskan untuk memenangkan hak tanah bagi seorang kafir Dzimmi dari kota Hims Ahad Abbas bin Walid , beliau menegakkan keadilan yang belum pernah didengar keadilannya sejak masa para khalifah Rasyidin , oleh kerana itu penyusun qosidah ini menyebut beliau sebagai orang yang adil, keadilannya terkenal dimana-mana bahkan di zaman beliau serigala dan kambing-kambing bisa di gembala bersama kerana keadilan beliau.

Imam Syafi'i ra berkata : "Para khulafa Rasyidin ada lima : Abu Bakar , Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz."

Oleh kerana itulah, penyusun qosidah ini menyatakan "Khalifah yang benar Ibnu Abdul Aziz."

Ketika beliau diangkat menjadi pemimpin , beliau menghapuskan pencelaan terhadap Sayyidina Ali bin Abi Thalib dalam khutbah Jumaat dan menggantikannya dengan ayat:

"Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat keadilan , berbuat kebajikan, menyantuni kaum kerabat dan mencegah dari kekejian, kemungkaran dan berbuat sewenang-wenang. Allah menasihati kalian agar kalian mau ingat." (QS. An Nahl : 90).

Begitu juga pelaknatan yang sebelumnya telah berlansung selama tujuh puluh enam tahun atau lapan puluh tiga tahun empat bulan menurut riwayat yang lain , jumlah seluruhnya seribu bulan, dalam riwayat yang lain , beliau menggantikan pelaknatan ini dengan ayat :

" Dan orang -orang yang datang setelah mereka (generasi sahabat) , mereka berdoa : " Wahai Tuhan kami, berilah ampun bagi kami dan bagi saudara-saudara kami yang mendahului kami kepada iman , dan janganlah Engkau jadikan di hati kami ada rasa dendam terhadap orang-orang beriman wahai Tuhan kami.Sesungguhnya Engkau Maha Penyayang lagi Maha Penyantun." (Qs Al Hasyr : 10).

Ketika beliau memimpin banyak mempersempit pada keluarganya dalam urusan duniawi bahkan harga gamis yang beliau pakai ketika sakit dan meninggal dalam mengenakannya sekitar empat dirham dan beliau tidak memiliki gamis yang lain kecuali satu itu saja, bahkan puteri-puteri beliau tidak terlalu banyak memiliki pakaian yang lain, setelah menjadi pemimpin beliau tidak pernah mandi jinabat lagi kerana beliau menjauhi isterinya dan para budak wanitanya setelah beliau ajukan pilihan kepada mereka.

Adapun mengenai ibadahnya akan panjang sekali bila disebutkan, beliau adalah seorang pemimpin yang saleh, zuhud, ahli ilmu agama, beliau meninggal pada hari Jumaat kira -kira lima atau sepuluh hari terakhir di bulan Rajab pada tahun 101H dalam usia tiga puluh sembilan tahun atau lebih enam bulan atau berusia empat puluh tahun dan dimakamkan di Dir Sam'an pinggiran kota Hims atau pinggiran kota Qannasrin.

Mass pemerintahannya sekitar dua tahun lima bulan seperti masa pemerintahan Abu Bakar As Sidiq ra, dengan demikian berarti sekitar tiga puluh bulan tetapi masih ada perbedaan pendapat.

Sewaktu mereka meratakan tanah di atas kuburnya tiba-tiba jatuhlah sebuah kertas dari langit yang bertuliskan :" Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang inilah jaminan keamanan Allah bagi Umar bin Abdul Aziz dari api neraka."

Beliau ra adalah orang yang sangat takut kepada Allah, banyak menangis bahkan meneteskan darah , beliau memiliki sebuah kebun yang dikunjungi setiap malam sambil mengikatkan rantai pada lehernya kemudian beliau menangis dan berdoa sampai subuh.

Beliau pernah mengatakan : "Andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui pada diriku niscaya kalian enggan memandang wajahku."

Suatu kali ada seorang lelaki melihat beliau berkhutbah dihadapan orang banyak dengan memakai gamis yang berlubang sakunya, lelaki itu berkata :"Sesungguhnya Allah telah memberimu banyak kenikmatan, kiranya engkau mau memakai pakaian yang layak." Beliau menundukkan kepala kemudian berkata : " Sebaik -baik kesederhanaan dikala orang itu kaya dan sebaik-baik pemberian maaf dikala mampu membalas." Lelaki itu berkata : " Berilah aku wasiat," beliau menjawab:  " Aku berwasiat kepadamu bertakwalah kepada Allah yang mana Ia tidak akan menerima selainnya dan tidak akan menyayangi kecuali yang bertakwa juga tidak akan memberi pahala kecuali amalan yang didasari ketakwaan, sesungguhnya orang-orang yang menceramahkannya banyak sedangkan yang mengerjakannya sedikit sekali."

Friday 7 March 2014

Al-Imam Ja`far As Shadiq

Beliau adalah Al-Imam Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, gelar beliau yang terkenal adalah As Shadiq, beliau juga dijuluki Abu Abdillah dan juga yang menjulukinya Abu Ismail.

Ibu beliau adalah Farwah binti Al Qosim seperti yang telah kami sebutkan tadi, ibunya Farwah adalah Asma' binti Abdurrahman bin Abu Bakar As Shidiq, oleh kerana itulah beliau mengatakan : " Aku telah dilahirkan oleh Abu Bakar sebanyak dua kali".

Beliau lahir di kota Madinah pada hari Isnin kira-kira tiga belas hari sebelum akhir Rabiul Awal pada tahun 80H ada juga yang mengatakan 83H , dan beliau meninggal dunia di kota Madinah pada malam Isnin 15 Rejab tahun 148H beliau dimakamkan di pemakaman Baqi' di Qubah Abbas bersanding di kubur ayahnya, kakeknya dan pamannya Al-Hasan bin Ali.

Beliau meninggalkan lima orang putera iaitu Muhammad , Ismail, Abdullah, Musa, dan Ali Al Uraidhi yang merupakan leluhur Bani Alawy, nanti biografi beliau akan kami paparkan pada penyebutan mereka dalam qosidah ini.

Imam Ali Haddad menyebut Imam Ja'far Shadiq dalam qosidahnya sebagai guru imam-imam besar, kerana banyak kalangan imam-imam yang menimba ilmu dari beliau contohnya : Yahya bin Sa'id , Ibnu Juraid , Imam Malik, Sofyan Tsauri, Sofyan bin Uyainah , Abu Hanifah, Syu'bah dan Ayyub. Dan dikeranakan banyaknya ilmu, hikmah-hikmah, sifat-sifat terpuji nasihat yang baik yang dinukilkan dari beliau juga banyaknya orang-orang yang berdatangan dari segala penjuru untuk menimba ilmu dari beliau.

Ketenaran beliau tersebar di seluruh penjuru hingga Umar bin Miqdam menyatakan : "Bila aku melihat Ja'far bin Muhammad aku lansung mengetahui bahawa beliau termasuk keturunan para nabi."

Berikut adalah nasihat-nasihat beliau:

  • Tiada bekal yang lebih baik daripada takwa dan tiada perkara yang lebih baik dari menahan ucapan , tiada musuh yang lebih berbahaya dari kebodohan dan tiada penyakit yang lebih parah dari kebohongan.
  • Bila kalian mendengar satu kata dari seorang muslim, maka ertikanlah dengan anggapan yang paling baik hingga bila kalian tidak menemukan alasan yang baik untuk ucapan ini , maka celalah diri kalian.
  • Bila kamu berdosa, maka mintalah ampun kerana dosa-dosa itu telah terkalungkan pada leher orang-orang sebelum mereka diciptakan , sedangkan yang membuat mereka celaka adalah terus menerus melakukannya. 
  • Barangsiapa yang merasa lambat datangnya rezki hendaknya memperbanyak istighfar , barangsiapa yang merasa takjub akan keadaan dirinya dan ia ingin melanggengkannya hendaknya ia membaca : 
"Masya Allah laa quwwata illa billah."

  • Allah telah mewahyukan kepada dunia : "Layanilah siapapun yang melayani-Ku dan susahkanlah siapapun yang melayanimu."
  • Para ahli  fiqih adalah pengemban amanat para rasul selama mereka tidak menandatangani pintu penguasa
  • Bila kamu mendengar sesuatu yang kurang sedap tentang saudaramu , maka carilah alasan untuknya dari satu sampai tujuh puluh alasan , kalau kamu belum mendapatkannya , maka katakanlah : "Bisa jadi ia memiliki alasan yang tidak aku ketahui." Hal ini hampir sama dengan nasihat beliau di atas, tetapi yang ini maknanya lebih mencakup apapun yang kurang enak baik ucapan ataupun perbuatan.
  • Empat perkara yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang yang mulia : Ia berdiri dari tempat duduknya untuk menghormati ayahnya, melayani tetamunya, menaiki sendiri haiwan tunggangannya dan melayani orang yang belajar darinya.
  • Kebaikan tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan tiga perkara : Memandangnya sedikit, menutupinya dan menyegerakannya, kerana bila kamu memandangnya sedikit ia akan semakin besar, bila kamu menutupinya kamu akan menyempurnakannya, dan bila kamu menyegerakannya, maka kamu akan diberi ucap selamat.
Di antara wasiat beliau kepada puteranya Musa : 

  • Wahai anakku! Barangsiapa yang menerima apa yang Allah berikan padanya pasti ia akan puas, barangsiapa yang melirik apa yang dimiliki oleh orang lain niscaya ia mati dalam keadaan miskin, barangsiapa yang tidak rela terhadap apa yang Allah bagikan untuknya bererti ia curiga kepada Allah akan ketentuan-Nya, barangsiapa yang meremehkan kekurangan dirinya niscaya ia akan membesar-besarkan kesalahan orang lain , dan barangsiapa yang menganggap kecil kesalahan orang lain niscaya ia akan menganggap besar kesalahan sendiri.
  • Wahai anakku! Barangsiapa yang membuka tabir orang lain, maka tampaklah aib anak-anaknya sendiri, barangsiapa yang menghunus pedang kejahatan, niscaya ia terbunuh oleh pedang itu sendiri , barangsiapa yang menggali lubang untuk orang lain niscaya ia jatuh sendiri ke dalamnya , barangsiapa yang masuk ke tempat orang-orang bodoh niscaya ia terhina , barangsiapa yang berkumpul dengan para ulama niscaya ia terhormat , dan barangsiapa yang memasuki tempat kejahatan niscaya ia tercurigai.
  • Wahai anakku! Janganlah kamu menghina orang lain niscaya mereka akan menghinamu dan janganlah kamu campur tangan pada perkara yang human urusanmu niscaya kamu akan terhina.
  • Wahai anakku! Sampaikanlah kebenaran, yang menguntungkanmu ataupun yang merugikanmu.
  • Wahai anakku! Jadilah orang yang menyuruh pada perbuatan ma'ruf dan mencegah perbuatan munkar , menyambung tali hubungan dengan orang yang memutus hubungan denganmu , memulai pembicaraan dengan orang yang mendiamkanmu, memberi orang yang meminta darimu, dan jauhilah perbuatan adu domba kerana perbuatan itu menanamkan permusuhan di hati orang banyak, juga jangan sekali-kali kamu mencari aib orang lain.
  • Wahai anakku! Bila kamu berkunjung, maka kunjungilah orang-orang yang baik dan jangan kamu kunjungi orang-orang yang jahat.

Friday 28 February 2014

Al-Imam Muhammad Al Baqir

Beliau dipanggil dengan nama Abu Ja'far , beliau diberi gelar Al-Baqir yang berarti membelah kerana beliau membelah ilmu dan mengeluarkannya dari simpanan gudang pengetahuan, hakikat hukum-hukum, hikmah-hikmah kebijaksanaan yang sudah bukan menjadi rahsia lagi kecuali bagi kalangan yang tertutup hatinya atau rosak.

Al-Imam Ibnul Madini telah meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, bahawa beliau berkata kepada Imam Muhammad Ali Baqir yang masih berusia kanak-kanak saat itu : Rasulullah saw kirim salam kepadamu," lalu Jabir ditanya : "Bagaimana bisa demikian?" Beliau menjawab : " Ketika aku duduk bersama Nabi saw saat itu Husain sedang berada dikamarnya dan beliau saw bermain dengannya kemudian beliau saw bersabda:

" Wahai Jabir, kelak akan terlahir anaknya yang bernama Ali, bila di hari kiamat ada yang berseru : "Bangkitlah Sayyidul Abidin (penghulu para ahli ibadah), lalu bangunlah anaknya , kemudian akan terlahir pula anaknya yang bernama Muhammad , bila kelak engkau bertemu dengannya wahai Jabir sampaikanlah salamku padanya."

Beliau seorang Alawy (keturunan Ali) dari sisi ayah dan ibunya ,banyak orang yang menuntut ilmu dari beliau bahkan yang berasal dari tempat-tempat yang jauh , ketenaran beliau tersebar ke seluruh negeri.

Ibu beliau adalah Ummu Abdillah Fatimah binti Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra.

Beliau diberi julukan Abu Ja'far , terlahir di kota Madinah pada hari Jumaat tanggal 2 Safar tahun 57H, Kira -kira tiga tahun sebelum terbunuhnya Imam Husain ra.

Anak-anak beliau Ja'far dan Abdullah dari isteri beliau Farwah binti Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As Siddiq ra , begitu juga Ibrahim , Ali, Zainab Dan Ummi Salamah.

Beliau meninggal di kota Madinah tahun 114 atau 117 atau 118H, kubur beliau di permakaman Baqi' di sebelah ayahnya dalam Qubah Abbas, beliau berwasiat agar dikafani dengan gamis yang biasanya beliau pakai untuk shalat.

Di  antara untaian nasihat beliau ra .

- Tidaklah rasa kesombongan meski sedikit masuk ke hati seseorang melainkan   akalnya telah berkurang seperti kadar kesombongan yang masuk padanya atau mungkin lebih banyak.

- Sesungguhnya musibah bisa menimpa orang mukmin dan selain orang mukmin tetapi ia tidak akan menimpa orang yang berzikir kepada Allah.

- Tiada ibadah yang lebih utama daripada menahan perut atau kemaluan.

-Seburuk-buruk reman adalah yang memberi perhatian kepadamu dikala kamu masih berkecukupan dan memutus hubungan denganmu dikala kamu miskin.

- Buktikanlah kecintaan saudaramu dengan hartanya di hatimu.

Bila beliau tertawa beliau berkata : "Ya Allah, janganlah Engkau murka padaku." Beliau mencintai dan membela Sayyidina Abu Bakar Dan Umar ra.

Di antara nasihat beliau yang lain :

-Apalah dunia , apapun isinya ia tidak lebih dari baju yang kamu pakai atau kenderaan yang kamu naiki atau kaum wanita yang kamu kahwini.

- Aku mempunyai seorang teman yang sangat aku hormati , yang membuatku menghormatinya adalah kerana ia memandang kecil materi duniawi.

Beliau pernah berwasiat kepada anaknya :

- Wahai anakku, janganlah kamu malas dan jengkel kerana keduanya adalah kunci segala kejahatan, bila kamu malas kamu tidal dapat menunaikan hak dengan benar, sedangkan bila kamu jengkel kamu tidak dapat bersabar menuntut hakmu.

- Bila kamu menginginkan kenikmatan itu langgeng, maka perbanyaklah tahmid dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat itu.

- Bila kamu merasa rezki datangnya terlambat, maka perbanyaklah istighfar , bila kamu merasa sedih kerana sesuatu, maka perbanyaklah membaca :
      
"Lahaula walaa quwwata illa billah."

- Bila kamu takut terhadap sebahagian orang, maka bacalah : 

"Hasbunallah wani'mal wakil."

- Bila kamu takjub terhadap suatu, maka ucapkanlah : 

"Masya Allah laa quwwata illa billah."

- Bila ada orang yang berbuat makar terhadapmu, maka bacalah : 

"Wa ufawwidzu amri illallah innallaha basiruun bil ibad."

- Bila kamu kesusahan , maka bacalah : 

"Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin."

- Di antara anak-anak beliau yang paling sempurna dan yang menjadi khalifahnya adalah yang disebutkan oleh penulis qosidah setelah ini.










Friday 21 February 2014

Imam Ali Zaenal Abidin

Al- Imam Ali Zaenal Abidin

Beliau dikenal sebagai seorang yang taat beribadah kepada Allah, selalu taat Dan berkhidmah di hadapan-Nya, beliau berpaling dari apapun selain-Nya, senantiasa giat melakukan amal perbuatan juga hati dan anggota tubuhnya senantiasa khusyu' dan tunduk kepada Allah dan takut kepada-Nya.

Inilah sifat-sifat Imam Ali Zaenal Abidin putera. Imam Husein bin Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra yang diberi gelar julukan Abul Husein atau Abul Hasan dan beliau juga diberi gelar As Sajjad (Orang yang banyak bersujud).

Beliau dilahirkan di kota Madinah tahun 33 atau 38H dan beliau meninggal disana pada tanggal 18 Muharram tahun 94H, beliau dimakamkan di Baqi' yang kala itu beliau masih berumur 57 atau 58 tahun, tepatnya di Qubah Abbas bersandingan dengan pamannya Al Hasan bin Ali ra.

Beliau adalah seorang tabi'in yang agung , Imam yang besar, beliau meriwayatkan hadis dari ayahnya, dari pamannya Al Hasan , Jabir, Ibnu Abbas, Miswar bin Makhromah , Abu Hurairah , Sofiyah , Aisyah, Ummu Salamah dan para Ummahatul Mukminin lainnya, beliau adalah pengganti ayahnya dari segi keilmuan, zuhud dan ibadah , bahkan para ulama kala itu bersepakat akan kebesaran beliau dalam segala hal.

Yahya Al-Ansori berkata : " Beliau adalah sebaik-baik Bani Hasyim yang pernah aku lihat."
Az Zuhri berkata : " Aku tidak pernah mendapati di kota Madinah seseorang yang utama dari beliau."
Hammad bin Zaid berkata : "Beliau adalah seorang Hasyimi yang terbaik yang pernah ada di kota Madinah."

Hal ini juga dinyatakan oleh Abu Bakar bin Syaibah : "Seluruh sanad Zuhri yang paling benar adalah yang melalui riwayat Ali bin Husein dari ayahnya dari Ali bin Abi Thalib."
Beliau dilahirkan dihari yang sama dengan Imam Zuhri, bahkan Nabi saw telah mengabarkan tentang beliau sebelum beliau dilahirkan, akan diterangkan pada biografi Imam Bagir.

Dalam sehari  semalam beliau melakukan shalat sebanyak seribu rakaat, bila berwudhu untuk shalat raut muka beliau berubah, beliau ditanya mengenai hal ini, dan beliau menjawab : "Apakah kalian sadar aku akan berdiri di hadapan siapa?"

Beliau lebih senang bila tidak ada orang yang menolong beliau mempersiapkan alat bersucinya, beliau menimbanya lalu menutupinya sebelum tidur, beliau tidak pernah meninggalkan bangun malam baik dalam kota maupun diperjalanan, beliau juga memuji Abu Bakar, Umar dan Utsman ra, jika angin berhembus kuat beliau jatuh pingsan.

Ketika menunaikan Ibadan haji tatkala mengucapkan kalimat labbaika beliau jatuh pingsan , lalu ada orang lain yang lancang terhadap beliau tetapi beliau tidak menghiraukannya, sehingga lelaki itu berkata : " Engkaulah yang aku maksud, "beliau menjawab : " Aku tidak menghiraukanmu."

Suatu kali beliau keluar dari masjid lalu ada seorang lelaki yang berpapasan dengannya dan mengejeknya dengan ejekan yang sangat kotor , sehingga budak dan para pembantu beliau ingin menghajarnya tetapi beliau melarang mereka seraya berkata :" Jangan tergesa-gesa terhadapnya, " lalu beliau menoleh ke arahnya dan berkata : "Aib kami yang masih tertutup olehmu lebih banyak lagi, apakah engkau membutuhkan sesuatu yang bisa kami bantu?". Lelaki itu malu , hingga beliau mengenakan selendang yang beliau pakai kepada orang itu dan  menyuruh agar lelaki itu diberi hadiah seribu dirham lebih, tidak ayal lagi lelaki itu berkata : " Aku bersaksi bahawasanya engkau termasuk keturunan rasul."

Pada kejadian yang lain tatkala Farazdak memberitahukan kepada Hisyam tentang beliau dalam cerita yang terkenal itu , beliau memberinya hadiah dua belas ribu dirham , tetapi Farazdak menolaknya seraya berkata: "Sesungguhnya kami memujinya semata-mata kerana Allah bukan mengharapkan hadiah," lalu beliau menjawab : "Sesungguhnya kami ahlul bait bila telah menghadiahkan sesuatu kami tidak akan menariknya kembali."

Beliau sempat tinggal bersama kakeknya Imam Ali selama dua tahun, kemudian bersama pamannya selama sebelas tahun dan selanjutnya bersama ayahnya Al Hussin selama sebelas tahun semoga Allah meridhai mereka semua , ada yang menyatakan beliau meninggal kerana diracun oleh Walid bin Abdul Malik.

Ketika beliau meninggal dunia , orang-orang mendapati beliau telah menafkahi dua ratus keluarga, bahkan beliau memikul tempat makanan itu sendiri di malam hari kemudian menyedekahkannya kepada kaum fakir mkskin di kota Madinah , beliau mengatakan : "Sesungguhnya bersedekah secara rahsia dapat memadamkan kemurkaan Tuhan."

Muhammad bin Ishaq bercerita: "Dahulu pernah beberapa waktu orang-orang di kota Madinah hidup sedangkan mereka tidak mengetahui dari mama datangnya kebutuhan mereka, tetapi ketika Ali bin Husein meninggal dunia mereka tidak pernah mendapatkan kebutuhan mereka lagi.

Beliau menyedekahkan seluruh hartanya untuk Allah sebanyak dua kali , di dalam majelis beliau melangkah ke depan hingga di hadapan Zaid bin Aslam untuk duduk bersamanya dan beliau berkata : "Sudah sepatutnya ilmu diikuti kemanapun ia pergi dan sepantasnya seseorang duduk kepada seseorang yang membawa manfaat untuk agamanya."

Beliau bila memberi pinjaman tidak pernah menagihnya kembali, begitu juga bila meminjamkan baju tidak pernah memintanya kembali, bila berjanji dengan seseorang beliau tidak bisa makan dan tidak minum sampai menepati janji itu, bila mengurus kepentingan seseorang lalu kepentingan itu terhenti , beliau melunasinya dari harta sendiri. 

Beliau berangkat menunaikan haji dan juga ikut berjihad dengan menggunakan kendaraannya tetapi sedikitpun tidak memukul kenderaannya , cerita mengenai kebesarannya banyak sekali dan tidak terhitung tetapi sudah dikenal dan ditulis di buku-buku , maka rasanya sudah cukup kami sebutkan sampai di sini. 

Beliau meninggal dunia meninggalkan sebelas putera dan empat puteri , di antara mereka yang mewarisi keilmuan, kezuhudan dan ibadah beliau adalah yang disebutkan oleh penyusun qosidah ini iaitu: ~ Al-Imam Muhammad Ali Baqir


Ringkasan Buku Riwayat Hidup Para Wali & Shalihin

"Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." (QS. Yunus:62)

Sebagian ulama mengatakan mereka para wali adalah suatu kaum dimana memandang kepada mereka menyebabkan ingat kepada Allah, kerana terdapat tanda-tanda kebaikan dan kekhusyuan pada diri mereka.
Buku ini adalah bagian pertama dari penjelasan (syarah) qasidah al-imam al'arif billah alhabib Ahmad bin Zein Alhabsy diberi judul 'Ainiyah kerana dalam setiap bait qasidahnya diakhiri dengan huruf 'ain ,, Dan insya Allah akan dilanjutkan dengan buku kedua yang berisi tentang wasiat para wali Allah.
Dalam qasidahnya beliau alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad menggambarkan kesedihan yang diliputi oleh linangan air mata juga luka yang merasuk sampai keseluruh bagian tubuh beliau, disebabkan mereka para pembawa cahaya dan sifat-sifat yang terpuji itu telah tiada sedangkan masyarakat pada masa itu telah jauh Dari thariqah para salaf.
Beliau memaparkan apa yang beliau sedihkan dengan menyebut tentang sifat-sifat para pembesar salaf itu , beliau menjelaskan bahawa ketika menggambarkan sifat-sifat mereka air mata beliau berlinang yang mana sifat-sifat mereka dapat menjadi suri tauladan bagi kita , dikeranakan kerinduan yang sangat mendalam itulah beliau menyusun qasidah yang mulia ini. Beliau juga berpesan agar kita tidak berpaling dari sifat-sifat mereka yang teramat mulia itu.
Semoga dengan membaca kisah riwayat hidup mereka dapat mendorong kita untuk lebih banyak beramal dan berbuat kebajikan dan kita jadikan mereka sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari....amin ya robbal 'alamin.