Wednesday, 26 March 2014

UWAIS AL QARANI

Uwais termasuk salah satu tokoh ahli zuhud dan panutan utama dalam kezuhudan juga sebaik-baik tabiin, hal ini sesuai riwayat hadits Muslim dari Umar bin Khatab ra berkata : " Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:


"Sesungguhnya sebaik-baik tabiin adalah seorang lelaki yang bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu dan ia sangat berbakti kepadanya, ia juga memiliki tanda putih, suruhlah ia untuk memintakan ampun bagi kalian."

Dalam Shahih Muslim disebutkan dari Umar bin Khatab ra berkata : " Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : 

"Kelak akan datang pada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan penduduk Yaman dari Kabilah Murad dari golongan Qarn, dulu ia pernah terkena penyakit belang lalu ia sembuh dari penyakit itu kecuali yang tersisa tempat sebesar ukuran satu dirham, ia memiliki ibu dan ia sangat berbakti kepadanya, seandainya ia memohon atas nama Allah pasti Ia akan mengabulkannya, bila kamu bisa mintalah ia untuk memohonkan ampun untukmu, maka lakukanlah."

Dari Abu Hurairah ra berkata : "Rasulullah saw bersabda : 

" Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mencintai dari kalangan makhluk-Nya orang-orang yang bersih , tersembunyi dan bebas dari dosa, rambut mereka berantakan , wajah mereka berdebu, perut mereka kelaparan , yang mana bila mereka meminta izin untuk menghadap pemimpin mereka tidak diberi izin, bila mereka meminang wanita yang kaya tidak akan diterima , bila mereka pergi tidak dicari , bila mereka muncul tidak ada yang gembira dengan kedatangan mereka, bila mereka sakit tidak dikunjungi, bila mereka mati tidak dihantar jenazahnya, " para sahabat bertanya : " Wahai Rasulullah , tolong sebutkanlah kepada kami salah seorang dari mereka?" Beliau saw menjawab : " Itulah Uwais Al-Qarani, " mereka bertanya : " Siapakah Uwais Al-Qarani? " Beliau saw menjawab : " Seseorang yang bermata biru, berambut merah, berdada lebar, berukuran sedang, berkulit kemerahan  , kepalanya selalu tertunduk, pandangannya terarah ke tempat sujud, bersedekap, selalu menangisi dirinya berpenampilan compang-camping, selalu diabaikan, memakai sarung dari kulit domba dan selendang dari kulit domba, tidak dikenal oleh penduduk bumi, tetapi dikenal oleh penduduk langit, seandainya ia memohon kepada Allah pasti Ia akan mengabulkannya, ketahuilah bahawa di bawah ketiak sebelah kiri terdapat bagian kulit yang putih dan ketahuilah bahawa kelak di hari kiamat diserukan kepada para hamba : "Masuklah ke dalam syurga lalu dikatakan Uwais : " Berhentilah , berilah syafaat , lalu Allah memberinya syafaat untuk orang-orang sebanyak kabilah Rabi`ah dan Mudhar. Wahai Umar dan Ali bila kalian bertemu dengannya, maka mintalah kepadanya agar ia memintakan  ampun bagi kalian berdua niscaya Allah akan mengampuni kalian."

Abu Hurairah melanjutkan ceritanya : " Keduanya mencarinya selama sepuluh tahun tetapi tidak berhasil menemuinya ,............sampai akhir kisah itu."

Al-Qamah bin Yazib berkata:"Ketauladanan zuhud berujung pada delapan orang tabiin di antaranya Uwais Al Qarani, keluarganya mengira ia gila, hingga mereka mendirikan sebuah bilik untuknya di depan rumah mereka selama bertahun-tahun mereka tidak pernah melihat wajahnya, makanannya ia perolehi dari biji-biji kurma yang ia pungut kemudian di sore hari ia menjualnya untuk buka puasanya."

Ada seorang lelaki bertanya kepadanya: "Bagaimana keadaanmu pagi ini? " Beliau menjawab : " Pagi ini aku dalam keadaan mencintai Allah dan di sore ini aku bersyukur kepada Allah, lalu apa yang akan kamu tanyakan tentang keadaan seseorang bila di pagi hari ia mengira tidak akan hidup sampai sore dan bila di sore hari ia mengira tidak akan hidup sampai pagi hari , sesungguhnya mengingat kematian tidak meninggalkan kegembiraan bagi seorang mukmin, sesungguhnya hak Allah pada harta seorang muslim tidak menyisakan baginya perak maupun emas , sesungguhnya amar ma'ruf dan nahi munkar tidak menyisakan teman bagi seorang mukmin, kami menyuruh mereka berbuat baik tetapi mereka mengejek kehormatan kami bahkan mereka mendapat bantuan dari orang-orang fasik, demi Allah sampai-sampai mereka menuduhku sebagai pelaku dosa besar, demi Allah aku tidak akan berhenti menegakkan hak Allah pada mereka."

Haram bin Hayyan menceritakan : "Hatiku terbelenggu oleh rasa cinta kepada Uwais dan kasihan kepadanya, ketika aku melihat keadaannya akupun menangis dan ia ikut menangis , ia mengenal namaku kemudian aku bertanya kepadanya: " Bagaimanakamu bisa mengetahui namaku sedangkan kamu belum pernah melihatku?" Ia menjawab : " Aku diberitahu oleh Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Memberitahu, ruhku telah mengenal ruhmu, ketika diriku berbicara dirimu sesungguhnya orang-orang beriman saling mengenal satu sama lain dan saling mencintai kerana rahmat Allah swt meski mereka tidak pernah bertemu."

Bila tiba sore hari Uwais ra mengatakan : "Malam ini adalah malam ruku' ," beliaupun ruku' sampai subuh, keesokan harinya ia mengatakan : "Malam ini dalam malam sujud," beliau bersujud sampai subuh," Selain itu di sore hari beliau menyedekahkan apa yang ada di dalam rumahnya kemudian seraya berdoa: "Ya Allah , barangsiapa yang mati kelaparan , mama janganlah Kamu menghukummku kerananya , dan barangsiapa yang mati dalam keadaan telanjang janganlah Kamu menghukumku kerananya."

Ada seorang lelaki berkata kepadanya: "Berilah aku wasiat!" Beliau menjawab : "Bergegaslah kepada Tuhanmu ," ia bertanya : "Lalu dari mana penghidupanku?" Beliau menjawab : "Sungguh heran hati orang-orang yang masih dirasuki keraguan, apa kamu lari kepada Allah dengan membawa agamamu lalu kamu masih ragu kepada-Nya tentang masalah rezekimu."

Beliau sering memungut potongan-potongan roti dari sampah lalu mencucinya dan memakan sebagian sedangkan sisanya beliau sedekahkan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Salamah: "Di zaman Umar bin Khatab ra kami keluar berperang ke Azar Baijan dan Uwais Al Qarani bersama kami, ketika kami kembali beliau meninggal dunia, lalu kamipun turun di suatu tempat tiba-tiba telah tersedia liang lahat yang sudah tergali , air yang telah tertuang, berikut kafan dan wewangiannya, kemudian kami mengurusnya lalu kami berjalan ketika kaki ingin hendak kembali ternyata sudah tidak ada kuburan maupun bekasnya."

Abdurrahman bin Ali Laila bercerita : " Di hari perang Sifin ada seseorang yang berseru : " Apakah di antara pasukan ini ada Uwais Al Qarani , ternyata mereka mendapatinya di kalangan pasukan Ali ra yang telah terbunuh." Hal ini masih menjadi tempat perbedaan pendapat dengan riwayat di atas, sebagaimana juga terjadi perbedaan pendapat mengenai pertemuannya dengan Nabi saw.

Wednesday, 19 March 2014

Khalifah Umar bin Abdul Aziz


Beliau adalah Amirul Mukminin Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz Al Qurasy Al Umawi, beliau adalah salah seorang tokoh tabiin, beliau meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik, Saib bin Yazid, Yusuf bin Abdullah bin Salaam, beliau meriwayatkan hadits dari beberapa kalangan tabiin seperti Khaulah binti Hakim, Said bin Musayyib , Urwah dan Abu Bakar bin Abbdurrahman juga kalangan tabiin yang lainnya, selain itu juga banyak dari kalangan tabiin yang meriwayatkan hadits dari beliau di antaranya Muhammad bin Al Munkadir dan Zuhri, mereka telah mengakui kebesaran, keutamaan beliau, banyaknya ilmu, kesalehan beliau, kezuhudan, keadilan, kasih sayang beliau terhadap kaum muslimin, perbuatan terpuji beliau terhadap mereka, pengorbanan beliau dalam beribadah kepada Allah , juga keseriusan beliau dalam mengikuti jejak Nabi Muhammad saw, bahkan ada sebahagian ulama yang menulis beberapa jilid buku tentang biografi beliau.

Selain itu, Annas bin Malik ra juga shalat di belakang beliau, dan diriwayatkan bahawa Umar bin Khatab ra pernah berkata : "Kelak akan dilahirkan dari keturunanku seorang lelaki yang ada cacat di wajahnya, ia akan memimpin dan memenuhi penjuru bumi ini dengan keadilan.

Nafi' berkata : "Menurutku, tiada lain yang dimaksud kecuali Umar bin Abdul Aziz."

Tanda cacat di wajah beliau adalah luka bekas sepatu kuda yang menimpa beliau sewaktu beliau masih kecil, setelah kejadian itu ayahnya mengusap darah dari wajahnya dan berkata : " Jika engkau memang orang yang ada tanda cacatnya dikalangan Bani Umayyah bererti engkau adalah orang yang berbahagia."

Ibunya adalah anak puteri dari Ashim bin Umar bin Khatab, namanya Hafsah dan julukannya adalah Ummu Ashim , nenek beliau adalah anak wanita yang pernah mengatakan kepada ibunya : "Bila Amirul Mukminin tidak mengetahui hal ini, mama yang mengetahuinya dan yang melihat adalah TuhanNya, apa kiranya aku akan mentaati perintahnya di tempat terbuka dan menentangnya di tempat yang tersembunyi". Maksudnya Umar bin Khatab ra, ucapan ini didengar oleh Umar, lalu beliau menyuruh anaknya yang bernama Ashim untuk mengahwininya dan berkata : " Semoga Allah memberimu keturunan yang penuh barokah dari wanita itu". Lalu wanita itu melahirkan ibu dari Umar bin Abdul Aziz.

Mengenai tahun dan kota kelahiran beliau terdapat perbedaan pendapat ada yang mengatakan: "Beliau dilahirkan pada tahun 60 H , " ada yang mengatakan tahun 61 H dan ada juga yang mengatakan tahun 63 H , mengenai kota kelahirannya ada yang mengatakan : " Beliau dilahirkan di kota Madinah dan ada juga yang mengatakan : "Beliau dilahirkan di kota Basrah."

Suatu hari beliau keluar sambil menuntun seorang tua lalu ada orang yang bertanya : "Siapakah orang yang kamu tuntun itu?" Beliau berkata : "Apakah kamu telah melihatnya?" Orang itu mengatakan : "Ya ," beliau berkata : " Menurutku kamu adalah orang yang saleh , ia adalah saudaraku Al Khidir as, ia mendatanganiku dan memberitahuku bahwa kelak aku akan memimpin umat ini dan aku akan berlaku adil terhadapmu.

Ketika beliau dibaiat untuk menjadi khalifah , dibawakan dihadapannya seekor kuda untuk beliau tungganginya sebagaimana layaknya kebiasaan para khalifah lain , tetapi beliau tidak mau menaikinya, malah beliau menaiki Baghalnya, setelah itu salah seorang pengawal datang untuk mengawalnya dengan membawa sebuah tombak sebagaimana kebiasaan mereka, beliau berkata : " Menjauhlah dariku , ada urusan apa denganku! Aku hanyalah seorang muslim biasa." Lalu beliau berjalan bersama kerumunan orang-orang.

Dari kisah ini, Al Habib Abdullah menyebut beliau dalam qosidah ini sebagai orang yang berhati-hati.

Cerita lengkapnya adalah setelah beliau masuk masjid, lansung menaiki mimbar dan orang-orang telah berkumpul di hadapannya, beliau memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi saw kemudian berkata : " Wahai manusia! Sesungguhnya aku telah diuji dengan perkara ini tanpa permintaan maupun rundingan atau pendapat dariku, dan aku telah melepaskannya di pundak kalian, maka terserah kalian pilihlah orang selain aku." Kaum musliminpun berteriak satu suara : " Kami telah rela memilihmu wahai Amirul Mukminin." Kemudian beliau melanjutkan khutbahnya: "Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan bila aku telah menentangNya , maka kalian tidak wajib mentaatiku."

Setelah itu beliau memasuki rumah khalifah dan menyuruh agar tabir-tabir dan hamparan permaidani yang dahulu dipakai itu dicabut dan dijual kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam Baitul Mal kaum muslimin.

Beliau tidak meninggalkan sangkut paut hak milik orang lain yang ada di tangan keluarganya Bani Umayyah melainkan beliau telah mengembalikan ke tempatnya masing-masing bahkan beliau telah memutuskan untuk memenangkan hak tanah bagi seorang kafir Dzimmi dari kota Hims Ahad Abbas bin Walid , beliau menegakkan keadilan yang belum pernah didengar keadilannya sejak masa para khalifah Rasyidin , oleh kerana itu penyusun qosidah ini menyebut beliau sebagai orang yang adil, keadilannya terkenal dimana-mana bahkan di zaman beliau serigala dan kambing-kambing bisa di gembala bersama kerana keadilan beliau.

Imam Syafi'i ra berkata : "Para khulafa Rasyidin ada lima : Abu Bakar , Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz."

Oleh kerana itulah, penyusun qosidah ini menyatakan "Khalifah yang benar Ibnu Abdul Aziz."

Ketika beliau diangkat menjadi pemimpin , beliau menghapuskan pencelaan terhadap Sayyidina Ali bin Abi Thalib dalam khutbah Jumaat dan menggantikannya dengan ayat:

"Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat keadilan , berbuat kebajikan, menyantuni kaum kerabat dan mencegah dari kekejian, kemungkaran dan berbuat sewenang-wenang. Allah menasihati kalian agar kalian mau ingat." (QS. An Nahl : 90).

Begitu juga pelaknatan yang sebelumnya telah berlansung selama tujuh puluh enam tahun atau lapan puluh tiga tahun empat bulan menurut riwayat yang lain , jumlah seluruhnya seribu bulan, dalam riwayat yang lain , beliau menggantikan pelaknatan ini dengan ayat :

" Dan orang -orang yang datang setelah mereka (generasi sahabat) , mereka berdoa : " Wahai Tuhan kami, berilah ampun bagi kami dan bagi saudara-saudara kami yang mendahului kami kepada iman , dan janganlah Engkau jadikan di hati kami ada rasa dendam terhadap orang-orang beriman wahai Tuhan kami.Sesungguhnya Engkau Maha Penyayang lagi Maha Penyantun." (Qs Al Hasyr : 10).

Ketika beliau memimpin banyak mempersempit pada keluarganya dalam urusan duniawi bahkan harga gamis yang beliau pakai ketika sakit dan meninggal dalam mengenakannya sekitar empat dirham dan beliau tidak memiliki gamis yang lain kecuali satu itu saja, bahkan puteri-puteri beliau tidak terlalu banyak memiliki pakaian yang lain, setelah menjadi pemimpin beliau tidak pernah mandi jinabat lagi kerana beliau menjauhi isterinya dan para budak wanitanya setelah beliau ajukan pilihan kepada mereka.

Adapun mengenai ibadahnya akan panjang sekali bila disebutkan, beliau adalah seorang pemimpin yang saleh, zuhud, ahli ilmu agama, beliau meninggal pada hari Jumaat kira -kira lima atau sepuluh hari terakhir di bulan Rajab pada tahun 101H dalam usia tiga puluh sembilan tahun atau lebih enam bulan atau berusia empat puluh tahun dan dimakamkan di Dir Sam'an pinggiran kota Hims atau pinggiran kota Qannasrin.

Mass pemerintahannya sekitar dua tahun lima bulan seperti masa pemerintahan Abu Bakar As Sidiq ra, dengan demikian berarti sekitar tiga puluh bulan tetapi masih ada perbedaan pendapat.

Sewaktu mereka meratakan tanah di atas kuburnya tiba-tiba jatuhlah sebuah kertas dari langit yang bertuliskan :" Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang inilah jaminan keamanan Allah bagi Umar bin Abdul Aziz dari api neraka."

Beliau ra adalah orang yang sangat takut kepada Allah, banyak menangis bahkan meneteskan darah , beliau memiliki sebuah kebun yang dikunjungi setiap malam sambil mengikatkan rantai pada lehernya kemudian beliau menangis dan berdoa sampai subuh.

Beliau pernah mengatakan : "Andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui pada diriku niscaya kalian enggan memandang wajahku."

Suatu kali ada seorang lelaki melihat beliau berkhutbah dihadapan orang banyak dengan memakai gamis yang berlubang sakunya, lelaki itu berkata :"Sesungguhnya Allah telah memberimu banyak kenikmatan, kiranya engkau mau memakai pakaian yang layak." Beliau menundukkan kepala kemudian berkata : " Sebaik -baik kesederhanaan dikala orang itu kaya dan sebaik-baik pemberian maaf dikala mampu membalas." Lelaki itu berkata : " Berilah aku wasiat," beliau menjawab:  " Aku berwasiat kepadamu bertakwalah kepada Allah yang mana Ia tidak akan menerima selainnya dan tidak akan menyayangi kecuali yang bertakwa juga tidak akan memberi pahala kecuali amalan yang didasari ketakwaan, sesungguhnya orang-orang yang menceramahkannya banyak sedangkan yang mengerjakannya sedikit sekali."

Friday, 7 March 2014

Al-Imam Ja`far As Shadiq

Beliau adalah Al-Imam Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, gelar beliau yang terkenal adalah As Shadiq, beliau juga dijuluki Abu Abdillah dan juga yang menjulukinya Abu Ismail.

Ibu beliau adalah Farwah binti Al Qosim seperti yang telah kami sebutkan tadi, ibunya Farwah adalah Asma' binti Abdurrahman bin Abu Bakar As Shidiq, oleh kerana itulah beliau mengatakan : " Aku telah dilahirkan oleh Abu Bakar sebanyak dua kali".

Beliau lahir di kota Madinah pada hari Isnin kira-kira tiga belas hari sebelum akhir Rabiul Awal pada tahun 80H ada juga yang mengatakan 83H , dan beliau meninggal dunia di kota Madinah pada malam Isnin 15 Rejab tahun 148H beliau dimakamkan di pemakaman Baqi' di Qubah Abbas bersanding di kubur ayahnya, kakeknya dan pamannya Al-Hasan bin Ali.

Beliau meninggalkan lima orang putera iaitu Muhammad , Ismail, Abdullah, Musa, dan Ali Al Uraidhi yang merupakan leluhur Bani Alawy, nanti biografi beliau akan kami paparkan pada penyebutan mereka dalam qosidah ini.

Imam Ali Haddad menyebut Imam Ja'far Shadiq dalam qosidahnya sebagai guru imam-imam besar, kerana banyak kalangan imam-imam yang menimba ilmu dari beliau contohnya : Yahya bin Sa'id , Ibnu Juraid , Imam Malik, Sofyan Tsauri, Sofyan bin Uyainah , Abu Hanifah, Syu'bah dan Ayyub. Dan dikeranakan banyaknya ilmu, hikmah-hikmah, sifat-sifat terpuji nasihat yang baik yang dinukilkan dari beliau juga banyaknya orang-orang yang berdatangan dari segala penjuru untuk menimba ilmu dari beliau.

Ketenaran beliau tersebar di seluruh penjuru hingga Umar bin Miqdam menyatakan : "Bila aku melihat Ja'far bin Muhammad aku lansung mengetahui bahawa beliau termasuk keturunan para nabi."

Berikut adalah nasihat-nasihat beliau:

  • Tiada bekal yang lebih baik daripada takwa dan tiada perkara yang lebih baik dari menahan ucapan , tiada musuh yang lebih berbahaya dari kebodohan dan tiada penyakit yang lebih parah dari kebohongan.
  • Bila kalian mendengar satu kata dari seorang muslim, maka ertikanlah dengan anggapan yang paling baik hingga bila kalian tidak menemukan alasan yang baik untuk ucapan ini , maka celalah diri kalian.
  • Bila kamu berdosa, maka mintalah ampun kerana dosa-dosa itu telah terkalungkan pada leher orang-orang sebelum mereka diciptakan , sedangkan yang membuat mereka celaka adalah terus menerus melakukannya. 
  • Barangsiapa yang merasa lambat datangnya rezki hendaknya memperbanyak istighfar , barangsiapa yang merasa takjub akan keadaan dirinya dan ia ingin melanggengkannya hendaknya ia membaca : 
"Masya Allah laa quwwata illa billah."

  • Allah telah mewahyukan kepada dunia : "Layanilah siapapun yang melayani-Ku dan susahkanlah siapapun yang melayanimu."
  • Para ahli  fiqih adalah pengemban amanat para rasul selama mereka tidak menandatangani pintu penguasa
  • Bila kamu mendengar sesuatu yang kurang sedap tentang saudaramu , maka carilah alasan untuknya dari satu sampai tujuh puluh alasan , kalau kamu belum mendapatkannya , maka katakanlah : "Bisa jadi ia memiliki alasan yang tidak aku ketahui." Hal ini hampir sama dengan nasihat beliau di atas, tetapi yang ini maknanya lebih mencakup apapun yang kurang enak baik ucapan ataupun perbuatan.
  • Empat perkara yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang yang mulia : Ia berdiri dari tempat duduknya untuk menghormati ayahnya, melayani tetamunya, menaiki sendiri haiwan tunggangannya dan melayani orang yang belajar darinya.
  • Kebaikan tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan tiga perkara : Memandangnya sedikit, menutupinya dan menyegerakannya, kerana bila kamu memandangnya sedikit ia akan semakin besar, bila kamu menutupinya kamu akan menyempurnakannya, dan bila kamu menyegerakannya, maka kamu akan diberi ucap selamat.
Di antara wasiat beliau kepada puteranya Musa : 

  • Wahai anakku! Barangsiapa yang menerima apa yang Allah berikan padanya pasti ia akan puas, barangsiapa yang melirik apa yang dimiliki oleh orang lain niscaya ia mati dalam keadaan miskin, barangsiapa yang tidak rela terhadap apa yang Allah bagikan untuknya bererti ia curiga kepada Allah akan ketentuan-Nya, barangsiapa yang meremehkan kekurangan dirinya niscaya ia akan membesar-besarkan kesalahan orang lain , dan barangsiapa yang menganggap kecil kesalahan orang lain niscaya ia akan menganggap besar kesalahan sendiri.
  • Wahai anakku! Barangsiapa yang membuka tabir orang lain, maka tampaklah aib anak-anaknya sendiri, barangsiapa yang menghunus pedang kejahatan, niscaya ia terbunuh oleh pedang itu sendiri , barangsiapa yang menggali lubang untuk orang lain niscaya ia jatuh sendiri ke dalamnya , barangsiapa yang masuk ke tempat orang-orang bodoh niscaya ia terhina , barangsiapa yang berkumpul dengan para ulama niscaya ia terhormat , dan barangsiapa yang memasuki tempat kejahatan niscaya ia tercurigai.
  • Wahai anakku! Janganlah kamu menghina orang lain niscaya mereka akan menghinamu dan janganlah kamu campur tangan pada perkara yang human urusanmu niscaya kamu akan terhina.
  • Wahai anakku! Sampaikanlah kebenaran, yang menguntungkanmu ataupun yang merugikanmu.
  • Wahai anakku! Jadilah orang yang menyuruh pada perbuatan ma'ruf dan mencegah perbuatan munkar , menyambung tali hubungan dengan orang yang memutus hubungan denganmu , memulai pembicaraan dengan orang yang mendiamkanmu, memberi orang yang meminta darimu, dan jauhilah perbuatan adu domba kerana perbuatan itu menanamkan permusuhan di hati orang banyak, juga jangan sekali-kali kamu mencari aib orang lain.
  • Wahai anakku! Bila kamu berkunjung, maka kunjungilah orang-orang yang baik dan jangan kamu kunjungi orang-orang yang jahat.